Judul:
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat (PSPBM) Melalui Model
Co-Management Perikanan (Studi kasus pada Kelurahan Pasar Bengkulu Kecamatan
Sungai Serut, Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Sagara, dan Pulai Baai Kota
Bengkulu Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu)
(oleh:
A. Muluk Alains, Seprianti Eka Putri dan Prilia Haliawan)
1. Latar
belakang isu dan tujuan penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian penjelasan atau explanatory research mengenai
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat (PSPBM) di Kota Bengkulu yang
dianggap memiliki kelemahan dimana belum mampu mengatasi masalah interkomunitas
yang masih bersifat spesifik lokal, rentan terhadap perubahan eksternal, adanya
kesulitan dalam mencapaian skala ekonomi, serta tingginya biaya dalam
institusionalisasinya.
Untuk
dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dari sistem pengelolaan PSPBM tersebut,
maka penulis menyatakan penelitian ini dilakukan untuk dapat menetukan
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat (PPSBM) dengan
menggunakan model Co-Management yang dianggap oleh penulis lebih efektif untuk
masyarakat nelayan sehingga tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan nelayan. Penulis juga menyatakan penilitian ini dibuat untuk
menciptakan perencanaan serta PSPBM melalui pengkajian yang sistematis mengenai
sumberdaya wilayah pesisir dan lautan studi berserta potensinya, menciptakan
alternatif-alternatif pemanfaatannya serta kondisi ekonomi dan socialnya. Selain
itu penulis juga melakukan pengidentifikasian dinamika social ekonomi nelayan
serta mangemen konflik mengenai batas wilayah terdefinisi. Serta mewujudkan
terciptanya keterpaduan visi dan misi pengelolaan sumberdaya pesisir oleh
stakeholder.
Selain
itu penulis juga menyebutkan tedapat isu-isu yang melatar belakangi adanya
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut pada kawasan studi yang telah dimuat dalam
jurnal penelitian ini, adapun isu-isu tersebut diantaranya;
1. munculnya
sistem quasi open acces pada sumber daya pesisir yang bersifat milik bersama,
2. terjadinya
kemerosotan lingkungan pesisir maupun laut dalam kawasan,
3. adanya
kemiskinan dan kesejahteraan dalam masyarakat nelayan,
4. terjadinya
keterbatasan melakukan pengaksesan dalam pemanfaatan teknologi dalam kawasan
nelayan, serta
5. adanya
peraturan dan kebijakan dalam masyarakat yang dianggap bersifat kurang
kondusif.
Peneliti
meyebutkan dalam model Co-Management terdapat hirarki Co-Management yang muncul
diakibatkan adanya berbagai kemungkinan-kemungkinan dalam proses pengambilan
keputusan dimana melibatkan masyarakat lokal dan pemerintah yang didukung oleh
teori (Syani, 2001) dimana masyarakat dianggap sebagai suatu Community yang
dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu pertama sebagai unsur statis yang
mana disebut sebagai masyarakat setempat (lokal) yang merupakan suatu wadah dan
wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai oleh adanya hubungan
sosial, dan dilengkapi dengan adanya perasaan sosial, nilai-nilai, dan
norma-norma yang timbul atas akibat dari adanya pergaulan hidup atau hidup
bersama manusia. Lalu yang kedua, community dianggap sebagai unsur yang dinamis,
yang artinya bersangkutan mengenai proses yang terbentuk melalui faktor-faktor
psikologis dan hubungan antar manusia, adapun di dalamnya terkandung
unsur-unsur kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional (Herkovits
dan Malinoski,-).
Selain
itu peneliti juga memasukkan teori-teori agar tercipta teori baru yang dapat memperkuat
penyusunan penelitian tersebut. Adapun teori-teori tersebut mengenai segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat yang ditentukan oleh adanya kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu (Soekanto, 1999). Konsep kebudayaan. (Taylor,
1871) yang didefinisikan sebagai keseluruhan yang kompleks meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai
kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Lalu struktur social (Lammer,-). Pola Kekerabatan (Sayogyo, 2002). Pola
Interaksi Sosial (Santosa, 2000). Solidaritas Sosial (Durkheim,-). Serta
Konflik mengenai perbedaan kepentingan (Nikijuluw,2000).
2. Isi
jurnal secara umum
Secara
umum jurnal penelitian ini membahas mengenai penanganan-penanganan untuk
menghadapi isu-isu dalam kawasan pesisir di Kota Bengkulu yang pada awalnya telah
menganut program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat (PSPBM)
dimana merupakan proses pemberian wewenang, tanggung jawab dan kesempatan
kepada masyarakat nelayan dikawasan pesisir untuk mengelola sumberdaya
perikanannya secara mandiri. Namun, walaupun program tersebut mampu membantu
masyarakat dalam pengolahan hasil laut, akan tetapi program ini dianggap masih
memiliki kelemahan sehingga membuat program ini tidak efektif. Untuk dapat menanggulangi
masalah atas ketidak efektifan program tersebut maka dilakukan sebuah
penelitian kualitatif dengan melihat keadaan sosial budaya masyarakat yang
didapati dengan mengumpulkan data sekunder dan perimer oleh peneliti.
Setelah
dilakukannya penelitan kualitaif tersebut, maka didapati hasil dimana peneliti
mengambil kesimpulan bahwa perlu dilakuannya kerjasama pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut oleh masyarakat dengan pemerintah, dimana dengan diadakan program
tersebut dapat menciptakan hubungan kolaboratif antar unsur masyarakat pengguna
yang merupakan kelompok nelayan, pengusaha perikanan, dan lain-lain dengan
pemerintah yang mana program tersebut disebut dengan Co-Management yang
didefinisi sebagai program pembagian atau pendistribusian tanggung jawab dan
wewenang antara pemerintah dan masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya
perikanan sehingga dapat menghindari peran yang dominan dari salah satu pihak
dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut sehingga pembiasaan aspirasi pada
satu pihak dapat dieliminas.
3. Metode
Subjek
dari penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang bermukim disekitar kawasan pesisir Kelurahan Pasar Bengkulu
Kecamatan Sungai Serut, Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Sagara, dan Pulai
Baai Kota Bengkulu Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu.
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif-phenomenalogis. Metode penelitian
ini memiliki prosedur penelitian yang mengahsilkan data deskriptif berdasarkan
fenomena yang tengah di teliti.
Dalam
proses pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengambilan data sekunder
dan juga primer. Dalam pengambilan data sekunder peneliti melakukan tinjauan
serta studi pustaka baik dari buku-buku, laporan penelitian, laporan dari Dinas
Kelautan dan Perikanan, BPS, Profil Kabupaten serta bahan lain yang berkaitan
dengan materi penelitian.
Sedangkan
dalam memperoleh data primer, peneliti menggunakan metode Participatory Rural
Appraisal (Chamber, 1992). Metode ini membantu peniliti mendapatkan informasi
dari berbagai sumber dalam sebuah media diskusi yang terfokus.
4. Hasil
dan Pembahasan
Co-Management.
Penelitian
ini membuktikan bahwa program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis
Masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah interkomunikasi dalam masyakat dengan
menggunakan program Co-Management. Pencetusan penggunaan program Co-Management ini
muncul dengan didukung teori-teori kemasyarakatan, serta juga memperkuat bahwa
interkomunikasi dalam sebuah masyarakat dapat membantu isu-isu permasalahan
yang terjadi dalam kawasan nelayan. Adapun teori-teori tersebut diungkapkan
oleh beberapa para ahli antara lain: Syani (2001), Soekanto (1999), Taylor (1871),
Lammer (-), Sayogyo (2002), Santosa (2000), Durkheim (-), Nikijuluw (2000).
Co-Management
menciptakan hubungan yang sinergi antar masyarakat pesisir dengan pemerintah. Seperti
yang telah dijelaskan oleh penulis Co-management merupakan program dimana
terdapat lebih dari pihak yang melakukan negosiasi, mendefinisikanserta
menjamin pembagian peran dalam pengelolaan serta tanggung jawab dalam seuah
area atau sistem sumber daya. Dengan demikian program Co-Management tersebut
membuat pemerintah dapat memiliki peran serta dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat pesisir serta menghandle penyediaan kebutuhan masyarakat sehingga
tidak ada penyaluran yang berlebihan serta Cuma-Cuma.
Penggunaan
metode Kualitatif-Phenomenalogis sangat membantu dalam penelitian yang
dilakukan penulis. Metode ini dapat dengan baik membantu peniliti menentukan teori
baru dalam menagatasi masalah-masalah masyarakat pesisir seperti yang diketahui
metode kualitatif ini menggunakan teori-teori lain dalam menciptakan sebuah
kesimpulan yang menjadi teori baru. Sehingga
teori tersebut tidak hanya membantu dalam mengatasi masalah yang di hadapi
masyarakat pesisir namun juga memperkuat teori-teori dari para ahli yang
digunakan.
Selain
itu penggunaan metode Participatory Rural Appraisal (Chamber,1992) dalam
medapatkan data perimer penelitian juga sangat tepat, dengan sistem pemerolehan
informasi yang menggunakan media diskusi yang terfokus. Sehingga peneliti juga
dapat mengetahui potensi-potensi lain yang dimiliki dalam kawasan pesisir
selain kegiatan nelayan.
5. Rekomendasi
Dalam
penulisan jurnal ini telah sangat baik mengaplikasikan metode kualitatif-phenomenalogis
dalam prosedur penelitian. Serta proses pengumpulan data yang baik. Namun,
peneliti atau penulis belum dapat menjelasakan secara detai mengenai definisi
metode metode yang digunakan dalam proses penelitian ini, diharapkan peneliti
juga dapat lebih menjabarkan mengenia metode-metode yang digunakan. Selain itu
juga dalam pengumpulan data sekunder
dalam teknik pengumpulan data, peneliti hanya menyebutkan bahwa peneliti melakukan studi pustaka dokumenter
yang mana dengan pasti menggunakan data-data tersebut dalam pengambilan keputan
pula serta pencetusan teori baru. Ada baiknya data-data dokumenter tersbeut
data dimasukkan kedalam jurnal penelitian sehingga dapat memeberikan gambara
yang lebih jelas pembaca.
Selain itu pula,
metode Participatory Rural Appraisal merupakan metode yang menjadikan media
diskusi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. Serta fokusan penelitian
yang mengarah pada pengolahan sumberdaya perikanan. Akan lebih baik bila
memasukkan data mengenai pekerjaan masyarakat pesisir tersebut beserta potensi
sumber daya alaamnya. Yang mana data tersebut dapat digunakan dalam pencetusan
kegiatan yang ada di dalam kawasan pesisir selain menangkap ikan (Nelayan). Masih
dengan menggunakan metode yang sama. Penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi pengembangan kawasan pesisir dalam bidang perekonomian.
Ibtisamah Qomala Apriliani
Perencanaan Wilayah dan Kota
08161032